Karenina Sunny Menolak di Foto Syur dan Bugil

Karenina Sunny Halim miss indonesian 2009 at Interview with Televison she said the Many Content Foto bugil at Internet also seronok Picture of the Indonesian artist or Kerenina Sunny Halim. He also regret it.


Development of the technology that can not be denied can be used for good purposes, but many also used for things that are not good. Hence, Kerenina recommend to any Artis Indonesia that thinks before taking a Foto Telanjang or Bugil, although originally for private collections.

Karenina Sunny Halim Miss Indonesia 2009 Karenina Sunny Halim Miss Indonesia 2009
"Every time before that (berfoto bugil), should be used later on how the impact for us," said Kerenina during a visit to the editorial staff okezone office in Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Senin (15/6/2009).

what is the impact for themselves in the future or not. Moreover, if the images are not displayed in the rightly social networks such as facebook.

Previous Foto bugil of some of Artis Indonesia or similar artists circulating in the virtual world, just a photo bugil brothers Azhari, Rahma and Sarah in the bath when the shower water. Later outstanding new artist photos osculation Cinta Laura with cowok bule and with a similar photo

Miss Indonesia contest to attend again in 2009 to give women the opportunity to show the potential of Indonesia itself and the best quality in himself. Miss India contest, the selection of an audition in several major cities to select the best daughters are eligible to attend the final selection of Miss Indonesia 2009. To you the beauty that has a interesting personality. The Win of Miss Indonesia 2009 is Karenina Sunny Halim from DKI Jakarta, Shee is also the younger sister of Indonesian Famous actors Stave Immanuel. Congratulation for Karenina Sunny Halim Miss Indonesia 2009.

FOTO KARENINA SUNNY HALIM (Kerenina) Miss Indonesia 2009.
Home Schooling Christian Vocational Academy


Search Terms To This Post :

Karenina Sunny Halim,Foto Karenina
readmore>> »»  

Foto Artis Soraya Larasati "Sexy Scenes"

Soraya Larasati



Soraya Larasati

Soraya Larasati

Soraya Larasati

Soraya Larasati

Soraya Larasati

Soraya Larasati

About Make Up, Soraya Larasati Focus on Eyes

Make up for the artist is a job demands. But what would happen if cosmetics that are used do not match the skin? As experienced by Soraya Larasati. This soap opera star, admitted her face was blotchy due to incompatibility of cosmetics.

"If you make up for work every day so we make up if not match it could be itchy (skin allergy). If it does not work need not be the make-up. Once the effect is the face I was so spotty. But after a long time See you, ya get to now I use it on., "said Soraya Larasati when met at the Hotel Mulia, South Jakarta, Wednesday.

Further, Soraya Larasati said her more focused in the area make up the eyelids at the camera for the sake of appearance.

"I'm more focused on the eyes, because eyes I'm a little if any, in the camera eye I look small. I wear eye shadow and eyelashes. If you use hair black eyes must have looked easy,"said Soraya Larasati.
readmore>> »»  

Foto Seksi Belahan Dada Artis Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari



Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari

Bunga Citra Lestari Prepare Surprises in a New Single

Had vacuum after giving birth and caring for children, Bunga Citra Lestari is ready to return to the entertainment world. She also has prepared a new single will be released this March. Bunga Citra Lestari has said that in preparing a new surprises in the singles.

"Now, hell is back on TV shows anymore. Just when to issue a new single, coming out in March times yes new songs, with new surprises," she said when met at the Janet Jackson concert at JCC Senayan, Jakarta, Wednesday.

Although the offer to act in soap operas or movies but would Bunga Citra Lestari prefer to focus singing. The reason she's not ready to leave the little Noah to be in control.

"Actually there are offers for soap operas and movies.'s just no way left (her son) and also would not want to miss really," she explained.

Bunga Citra Lestari did not want much from her son. She often meditation of her son when she was running routine.

"What is the meditation continues. So for now I Decide to sing from her singing it for a while and not every day. And sometimes if the place allows children to be brought as well," said Bunga Citra Lestari who was then accompanied by her husband Ashraf Sinclair.


Blogged with the Flock Browser
readmore>> »»  

Vega Darwanthy Ngantini Tukul waitress

Vega Darwanthy Ngantini , she have an original name Ngatini, she born in Jakarta, March 12, 1986 was one waitress who often interact with Tukul at Four Eyes. Vega had been a great 35 AFI 3. Since his name is known as the sassy at Four Eyes, a number of jobs started flowing to him.


Vega Ngantini


''I am often able job of singing Tukul mas. Many are surprised because it turned out I could sing. Once knew I could sing, was more enthusiastic audience response. I became more and more the spirit sang,''Vega said that despite claiming he had failed in the AFI was grateful for sustenance comes through Four Eyes.

Not only job that is now coming singer. He was very excited having just signed a contract to be advertising stars Kuku Bima. Shooting''was completed, together with my same-same ya mbah Maridjan Rieke. He said the hell would begin showing up May 1,''Vega said that was contracted for one year by Sido occurs, producers Kuku Bima.

Together Dianovita addressed by Tukul Ngatiyem, Vega following the casting through the agency where shelter. Although only a role as a servant but he was very pleased, thanks to the role that his name began to be recognized.

Often''if the streets in the mall, I was called-called Ngatini. I wrote it surprise me a lot is known right now,''Vega explained that joined since the first episode.

He claimed that remarks made really a spontaneity. Moreover celetukannya always responded well by Tukul.
''I do not feel slighted. I've keceplosan say. That's because really getting carried away. After filming I reprimanded producer. After that I was more cautious,''said Vega is very nice to finally get involved in the Four Eyes




Related Keyword To This Post :

Vega Darwanthy, Ngantini Vega Tukul Arwana Vega Bugil Vega Ngantini Telanjang Artis 4 Mata Waitress


Blogged with the Flock Browser
readmore>> »»  

Upskirt Fla Tofu




























readmore>> »»  

tante anne, kunikmati tubuhnya

Bercinta dengan tante-tante memang memberikan kesan tersendiri bagi laki-laki muda yang masih kurang begitu tinggi jam terbangnya dalam urusan seks.
Cerita dewasa ini terjadi saat aku masih berusia 16 tahun, dan masih bersekolah di salah satu SMA di Medan. Namaku Chris, aku peranakan Canada-Chinese. Papaku berasal dari Canada, dan Mamaku Chinese Indonesia. Kata teman-teman wajahku sih lumayan ganteng, ehmm. Tinggiku 180 cm, nggak begitu tinggi dibandingkan dengan Papa yang 185 cm. Aku lahir di Canada, tapi sewaktu umur 10 tahun,
Papa ditugaskan ke Medan, Indonesia. Jadi aku juga ikut, dan bersekolah di sana. Mula-mula terasa asing juga kota ini bagiku. Tapi lama kelamaan aku juga dapat terbiasa. Terus terang, pemikiranku lebih condong kepada pemikiran-pemikiran Timur, mungkin karena didikan Mama yang keras. Biarpun di negara-negara Barat sudah biasa terjadi hubungan seks remaja, namun aku belum pernah melakukannya dengan pacarku, well… at least pada saat itu.
Hari kedua di Jakarta, aku minta diantar oleh supir ke rumah Tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan di Jakarta Selatan. Sebelumnya Mama sudah menelepon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang pada hari itu.
“Hai… wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah Chris… sudah nggak tanda lagi Tante sama kamu sekarang… hahaha”, seingatku kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setelah sekian tahun nggak jumpa. Wajahnya masih saja sama seperti yang dulu, seakan dia tidak bertambah tua sedikitpun. “Oh yah… tuh supirnya disuruh pulang saja Chris… ntar kamu bawa saja mobil Tante kalau mau pulang”, aku pun mengiyakan, dan menyuruh pulang supirnya.
“Wah… besar sekali rumahnya yah Tante”, kataku sewaktu kami memasuki ruang tamu. Aku dengar dari Mama sih, katanya suaminya Tante Anne ini anak salah seorang konglomerat Jakarta, jadi nggak heran kalau rumahnya semewah ini. Setelah itu kami ngobrol-ngobrol, dia menanyakan keadaan Mama, Papa dan kakek. Tante Anne juga sudah lama tidak bertemu dengan Mama. Lumayan lama kami ngobrol, setelah itu dia mengajakku untuk makan malam.
“Makan dulu yuk Chris… tuh sudah disiapin makanannya sama si Ning”, katanya menunjuk ke pembantunya yang sedang menghidangkan makanan di meja makan.
“Kita nggak nunggu Om Joe?” aku menanyakan suaminya.
“Oh… nggak usah, Om mu nggak pulang malam ini katanya”,
“Oh… ok deh”, kataku sambil beranjak ke ruang makan. Rumah sebesar ini cuma dihuni sendirian dengan pembantunya. Berani juga Tanteku ini.
“Kamu berani pulang entar Chris? sudah malem loh ini”, katanya sambil melirik ke jam dinding yang sudah menunjukkan jam 7 lewat 30 menit.
“Ah berani kok Tante…”
“Hmm… mending kamu tidur di sini saja deh malem ini… tuh ada kamar kosong di atas.”
“Umm… iyah deh… ntar aku telepon ke Kakek kalau gitu”, dalam hati, aku mengira bahwa Tanteku ini menyuruhku menginap karena dia takut sendirian di rumah, sama sekali tidak ada pikiran negatif dalam otakku sewaktu aku mengiyakan tawarannya.
Sehabis makan, aku pun menelepon ke rumah kakek, dan memberitahu bahwa hari ini aku menginap di rumah Tante Anne.
“Oh iyah… kalau kamu mau mandi air panas, pakai saja kamar mandi Tante. Ntar kamu pakai saja bajunya Om Joe. Yuk sini!”
“He… eh”, aku mengangguk sambil mengikutinya. Kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya. Kamarnya benar-benar mewah dan besar. Dengan tempat tidur ukuran double di tengah-tengah ruangan, mini theatre set, dan sebuah kamar mandi di sudut ruangan.
“Nih… coba… bisa pakai nggak kamu?” dia memberikan T-shirt dan celana pendek kepadaku.
“Bisa kayaknya”, aku pun mengambil pakaian itu dan membawanya ke kamar mandi. Sehabis dari kamar mandi, aku sempat sedikit kaget melihat Tante Anne. Dia mengenakan baju tidur tipis, tidur tengkurap di atas tempat tidur. Kelihatan dengan jelas celana dalamnya, tapi aku tidak melihat tali BH di punggungnya. Terangsang juga aku melihat pemandangan seperti itu. Kelihatannya ia tertidur saat menonton TV. TV-nya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV, bermaksud mematikannya. Melihat adegan panas yang sedang berlangsung di TV, mendadak aku terdiam pas di depan TV. Kulihat ke belakang, Tante Anne masih tidur. Aku berdiri menonton dulu, sekedar iseng. 5 menit lagi ah baru kumatikan, begitu pikiranku saat itu.
“Hey…” saat aku sedang asyik menonton, tiba-tiba terdengar teguran halus Tante Anne, diikuti oleh tawa tertahannya. Aku benar-benar malu sekali waktu itu. Aku berbalik ke belakang sambil tersenyum malu-malu. Waktu aku berbalik, kulihat Tante Anne sudah duduk tegak di atas tempat tidur. Samar-samar terlihat puting susunya dari balik baju tidurnya yang tipis.
“Kirain Tante sudah tidur… hehe”, kataku asal-asalan sambil berjalan hendak keluar dari kamar.
“Chris… bisa tolong pijitin badan Tante? Pegel nih semua”, terdengar suara helaan nafas panjang, dan suara kain jatuh ke lantai. Saat aku berbalik hendak menjawab, kulihat Tante Anne sudah kembali tidur tengkurap di tempat tidur, tapi kali ini tanpa baju tidur, satu-satunya yang masih dikenakannya adalah celana dalamnya.
“Ya…” hanya itu saja yang bisa keluar dari mulutku. Aku pun berjalan ke arah Tante Anne. Sedikit canggung, kuletakkan tanganku di atas bahunya. “Engghh…” terdengar dia mengerang perlahan.
“Om Joe kapan pulangnya Tante?” kuatir juga aku ketahuan oleh suaminya.
“Emm… mungkin minggu depan… nggak tau deh… kalau Om mu sih… jarang di rumah. Mungkin seminggu pulang sekali”, dalam hatiku merasa kasihan juga kepada Tante Anne. Pantas saja dia merasa kesepian. “Fhhuuuhh…” kembali terdengar helaan nafas panjang. “Kamu sudah punya pacar Chris?” tanyanya memecah keheningan.
“Yah… di Medan.”
“Hehehe… cantik nggak Chris?” Tante Anne memang dari dulu senang bercanda. Sangat berbeda dengan ibuku yang kadang bersikap agak tertutup, Tante Anne adalah penganut kebebasan Barat. Aku hanya tersenyum saja menjawab pertanyaannya. “Turun dikit Chris!” aku pun menurunkan pijatanku dari bahu ke punggungnya. “Kamu duduk saja di atas pantat Tante… supaya bisa lebih kuat pijitannya.”
Aku yang semula mengambil posisi duduk di sampingnya, sekarang duduk di atas pantatnya. “Unghh… berat kamu”, mendengus tertahan dia waktu kududuk di atasnya.
“Hehehe… tapi katanya suruh duduk di sini”, cuek saja aku melanjutkan pijatanku. Penisku sudah terasa menegang sekali, sesekali kutekan kuat-kuat penisku ke pantat Tante Anne. Walaupun aku masih memakai celana lengkap, namun sudah terasa nikmat dan hangat sewaktu penisku kutekan ke pantatnya.
“Iiihh… nakal ya… bilangin Mama kamu lho”, katanya sewaktu merasakan penisku menekan-nekan pantatnya.
“Sudah belom Tante? sudah cape nih”, kataku setelah beberapa menit memijat punggungnya.
“Iyah… kamu berdiri dulu deh… Tante mau balik”, aku berdiri, dan Tante Anne sekarang berbalik posisi. Sekarang aku bisa melihat wajahnya yang cantik dengan jelas, payudaranya yang masih kencang itu berdiri tegak di hadapanku. Puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Aku sampai terbengong beberapa detik dibuatnya.
“Hey… pijit bagian depan dong sekarang”, katanya.
Aku duduk di atas pahanya, kuremas dengan lembut kedua payudaranya. Lalu kupuntir-puntir puting susunya dengan jari-jariku. “Ihh… geli… hihihihi…” dia cekikikan. Aku benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan nafsuku lagi.
Sekarang ini yang ada dalam otakku hanyalah bagaimana memuaskan Tante Anne, memberinya kepuasan yang selama ini jarang ia dapatkan dari suaminya. Rasa kasihan akan Tante Anne yang telah lama merindukan kehangatan laki-laki bercampur dengan nafsuku sendiri yang sudah menggelora. Aku menarik celana dalamnya dengan agak kasar. Kulihat dia hanya diam saja sambil memejamkan matanya pasrah. Kuakui inilah pertama kalinya aku melihat wanita telanjang secara nyata. Tapi agaknya aku tidak begitu canggung, sepertinya aku melakukan semuanya dengan begitu alamiah. Tante Anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya kulepas. Kulihat dengan jelas vaginanya dengan bulu-bulu halus yang dicukur dengan rapi membentuk segitiga di sekitarnya. “Sudah sering beginian yah kamu Chris?” tanyanya heran juga melihat aku begitu mantap.
“Ehh… nggak kok… baru sekali Tante”, nafasku sudah memburu, kata-kata pun sudah sulit kuucapkan dengan tenang. Kulihat nafas Tante Anne juga sudah mulai memburu, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk menenangkan diri. “Jilatin dong Chris!” katanya memelas. Mulanya aku ragu-ragu juga, tapi kudekatkan juga kepalaku ke vaginanya. Tidak ada bau tidak enak sama sekali, Tante Anne rajin menjaga kebersihan vaginanya aku kira. Kujulurkan lidahku menjilati dari bawah menuju ke pusar. Beberapa menit aku bermain-main dengan vaginanya. Tante Anne hanya bisa mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Kulihat ia meremas sendiri buah dadanya dan memuntir-muntir sendiri puting susunya. Aku berdiri sebentar, melepaskan semua pakaianku. Bengong dia melihat penisku yang 18 cm itu. Aku cuma tersenyum kepadanya, dan melanjutkan menjilati vaginanya. Beberapa saat kemudian ia meronta dengan kuat.
“aahh… ohh God… aargghh…” bagaikan gila, dia menjepit kepalaku dengan pahanya, lalu menekan kepalaku supaya menempel lebih kuat lagi ke vaginanya dengan dua tangannya. Aku susah bernafas dibuatnya.
“Lagi… arghh… clitorisnya Chriss… ssshh… yah… yah… lagi… oooohh…” semakin menggila lagi dia ketika aku mengulum clitorisnya, dan memainkannya dengan lidahku di dalam mulut. Aku memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dalam lubang vaginanya. Bau cairan kewanitaan semakin keras tercium. vaginanya benar-benar sudah basah. Tiba-tiba dia menjambak rambutku dengan kuat, dan menggerakkan kepalaku naik turun di vaginanya dengan cepat dan kasar. Lalu ia menegang, dan tenang. Saat itu juga aku merasa cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari vaginanya. Aku jilati semuanya.
“Ohh… God… bener-benar hebat kamu Chris… lemas Tante… aahh… nggak kuat lagi deh untuk berdiri… shitt… sudah lama nggak begini”, dia terbujur lemas setelah 1/2 jam yang melelahkan itu. Aku cuma tersenyum. Perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi tempat tidur, kubuka pahanya selebar-lebarnya dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang terbuka lebar. Nampaknya ia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu ia sadar penisku sudah menempel di bibir vaginanya.
“Ohh…” ia cuma bisa menjerit tertahan. Lalu ia pura-pura meronta tidak mau. Aku juga tidak tahu bagaimana cara memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku sering lihat di film-film, dan mereka melakukannya dengan mudah. Tapi ini sungguh berbeda. Lubangnya sangat kecil, mana mungkin bisa masuk pikirku. Tiba-tiba kurasakan tangan Tante Anne memegang penisku dan membimbing penisku ke vaginanya.
“Tekan di sini Chris… pelan-pelan yah… punya kamu gede banget sih”, pelan ia membantuku memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Belum sampai seperempat bagian yang masuk ia sudah menjerit kesakitan.
“Aahh… sakitt… oooh… pelan-pelan Chris… aduuh….” tangan kirinya masih menggenggam penisku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras. Sementara tangan kanannya meremas-remas kain sprei, kadang memukul-mukul tempat tidur. Aku merasakan penisku diurut-urut di dalam vaginanya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan Tante Anne membuat penisku susah untuk masuk lebih ke dalam lagi. Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong penisku masuk sedikit lagi. “Aduhh… sakkkitt… ooohh… ssshh… lagi… lebih dalam Chriss… aahh”, kembali Tante Anne mengerang dan meronta. Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat pinggulnya supaya ia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya penisku ke dalam. Kembali Tante Anne menjerit dan meronta dengan buas. Aku diam sejenak, menunggu dia supaya agak tenang. “Goyang dong Chris”, dia sudah bisa tersenyum sekarang. Aku menggoyang penisku keluar masuk di dalam vaginanya. Tante Anne terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata.
Tiba-tiba kurasakan vaginanya menjepit penisku dengan sangat kuat. Tubuh Tante Anne mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan, dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Ohh… ooohh… Tante sudah mau keluar nih… sshh… aahh”, goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan. “Kamu masih lama nggak Chris? Kita keluar bareng saja yuk…. aahh”, tak menjawab, aku mempercepat goyanganku. “Aahh… shitt… Tante keluar Chrisss… ooohh… gile”, dia menggelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku. Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku bakal keluar tidak lama lagi.
“Aahh… sshh…” kusemprotkan saja cairanku ke dalam vaginanya. Lalu kucabut penisku, dan terduduk di lantai.
“Kamu hebat… sudah lama Tante nggak pernah klimaks.”
“aah… capek Tante.”
“Mandi lagi yuk… lengket-lengket nih jadinya”, ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami saling membersihkan tubuh di bawah siraman shower. Setelah mandi, kami tidur-tiduran tanpa busana, berciuman, sambil ngobrol macem-macem. VCD porno yang tadi sudah habis rupanya. Tante Anne menggantinya dengan VCD yang lain.
“Eh… yang ini bagus loh Chris”, lalu ia menghidupkannya. Filmnya tentang seorang gadis yang diperkosa, sedikit sadis menurutku, tapi sangat merangsang sekali. “Tante sudah lama kepengen coba yang seperti itu Chris… kalau Om mu sih… nggak ada seninya… taunya cuman goyang, nembak, tidur… susah juga hahaha… kamu mau coba nggak?” dia tersenyum melihatku.
“Hehehe… terserah…”
“Ok!” lalu ia berjalan ke lemarinya. Sewaktu ia membukanya, aku terkejut juga melihat begitu banyak Sex Stuff seperti vibrator, tali, handcuff, dan banyak lagi.
“Wah… banyak amat peralatannya Tante”, kataku bercanda.
“He eh… yah beginilah… soalnya Om kamu jarang pulang sih. Tante kan butuh seks juga. Yah… terpaksa harus bermain dengan fantasi sendiri.”
“Hehehe”, aku cuma tertawa kecil. Kulihat ia mengambil tali dari lemari.
“Nih… kerjain Tante seperti yang di film itu dong Chris!” ia melemparkan tali itu kepadaku dan berjalan ke arah tempat tidur. Tempat tidur itu bergaya Eropa pertengahan, mempunyai pagar rendah berjeruji di sisi atas dan bawah. Ia memegang pagar berjeruji itu. Aku mengikat tangannya di jeruji itu, ia sekarang membungkuk membelakangiku dengan tangan terikat. Aku berjongkok dan mulai menjilati vaginanya untuk pemanasan.
“Sssh… oouhh…” kembali kudengar erangannya. Setelah beberapa saat vaginanya mulai basah. “Pakai vibrator Chris!” aku berjalan ke lemari dan mengambil vibrator yang berbentuk seperti penis manusia itu. Hati-hati kumasukkan vibrator itu ke dalam vaginanya, lalu kugeser switch ke posisi “low”. Terdengar vibrator itu mulai berdengung halus.
“Ouuh… aahh…” kelihatannya Tante Anne sangat menikmati permainan.
Tempo permainan sangat lambat kali ini. Ia menggelinjang sedikit mengiringi dengungan halus vibrator. Sambil sebelah tanganku memegangi vibrator supaya tidak lepas dari vaginanya, aku memberinya tepukan di paha, memberinya tanda agar ia membuka pahanya selebar-lebarnya. “Jilat anus Tante Chris!” kembali ia memberi komando. Aku mulai menjilati pahanya yang putih dan jenjang, perlahan berpindah ke anus. Bosan menjilati anusnya, aku berdiri, memeluknya dari belakang, dan meremas payudaranya dengan sebelah tanganku yang masih bebas. Beberapa saat kemudian ia orgasme. Lalu ia menyuruhku memasukkan penisku ke dalam lubang anusnya. Aku sempat terkejut mendengarnya. Menurutku pasti akan sakit sekali penisku dijepit oleh lubang anusnya. Tetapi Tante Anne terus-terusan meminta dengan suara yang memelas.
“Tante sudah pernah nyoba?” tanyaku ragu-ragu.
“Pernah… pakai vibrator… cobain saja deh… lebih sempit loh di sini… Tante kepingin nyoba dimasukin 2 lubang sekaligus.”
“Ok!” aku kembali membungkuk, kujilat bagian sekitar anusnya untuk melicinkannya. Kulihat Tante Anne merintih-rintih ketika vibrator kugoyang agak cepat, tetapi ia tidak bisa banyak meronta karena tangannya masih terikat kuat ke jeruji tempat tidur. Setelah merasa jalan masuk cukup licin aku pun mengambil ancang-ancang, kugesek-gesekkan dulu kepala penisku di sekitar anusnya.
“Yahh.. langsung saja Chriss”, Tante Anne yang sudah tidak sabar, memundur-mundurkan pantatnya agar penisku bisa segera masuk ke dalam lubang anusnya. Kutarik vibrator yang masih saja berdengung itu dari belakang, supaya pantat Tante Anne makin menempel ke kepala penisku. Akibatnya vibrator itu melesak makin dalam ke vaginanya Tante Anne.
“Aahh… ooohh… sshh…” semakin menggila saja dia. Pelan kudorong kepala penisku ke dalam lubang anusnya.
Kepala penisku terasa sedikit pedih, aku menghentikan dorongannya sejenak. “Oooohh… yahh… terussss… deeper Chriss….”
“Sssshh… oooohh…” aku hanya bisa mendesis menahan pedih yang bercampur nikmat ketika penisku masuk kira-kira setengah bagian ke dalam lubang anusnya. Menurutku masuk melalui lubang anus tidak begitu nikmat, karena tidak ada cairan yang melicinkannya. Tapi kulihat Tante Anne bagaikan sedang terbang sekarang. Nikmat sekali katanya. Kukira itu karena dua lubangnya sedang terisi. Tante Anne terus saja menggoyang-goyang pinggulnya kebelakang supaya penisku dapat masuk lebih dalam ke dalam lubang anusnya. Aku tidak dapat menahan lagi goyangannya, kubenamkan sekuat tanaga penisku ke dalam anusnya. Rasanya seperti penisku sedang di massage dengan kuat di dalam. Tanpa sadar, karena menahan nikmat tanganku menggoyang-goyangkan vibrator itu dengan kencang. Tempo permainan berubah menjadi liar sekarang. Tangan Tante Anne mencengkeram jeruji tampat tidur dan menggoyangnya karena nikmat yang tak terkira. Aku mencoba menggoyang penisku di dalam anusnya. Memang sedikit pedih karena kurangnya cairan pelicin di dalam anusnya, tapi aku tidak peduli lagi. Sesekali kugunakan tangan kiriku untuk meremas payudaranya yang tergantung-gantung itu. Beberapa saat kemudian aku merasa mau orgasme.
“Aahh… oouuhh… Tante sudah mau keluar belum?” tanyaku dengan nafas memburu.
“Engggh… sssssh… iyah…”
Kurasakan Tante Anne semakin menggila menggoyang pinggulnya. Kemudian dia tubuhnya menegang, kemudian terkulai lemas. Aku pun merasa maniku sudah di ujung-ujungnya. Kupercepat goyangan, kuremas payudaranya dengan kasar, dan kukocok vibratornya lebih cepat lagi. Kulihat Tante Anne menjerit-jerit, tapi ia tak bisa berbuat banyak karena tangannya terikat dengan kuat.
“Arrrgghh… ooohh…” seiring dengan eranganku, kusemprotkan maniku ke dalam anusnya. Kali ini kurasakan maniku keluar banyak sekali. Lalu kucabut penisku dari dalam anusnya, dan kucabut vibrator dari vaginanya. Sekilas kulihat vagina dan anusnya merah sekali dan sedikit membengkak. Kubuka ikatan tangannya dan dia memeluk serta menciumiku. Lalu kami berdua tertidur di lantai.
Pengalaman ini tak akan pernah kulupakan. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih melakukannya. Tante Anne benar-benar seorang seks maniak yang tak bisa puas, setiap kali berhubungan selalu ada saja cara-cara baru yang ia ajarkan. Kukira ini juga mempengaruhi tingkah laku seksualku. Cerita dewasa dengan Tante Anne memang begitu berkesan.
readmore>> »»  

Dara The Virgin



Dara The Virgin the on Of Cewek Cantik Indonesia or Beatiful Indonesian Girls Dara , she was born at Tasikmalaya On August 9, 1991, Dara previously known in the arena Mamamia Show, a reality talent show organized by a private television. Dara is the one of Lucky and Beauty Girls, the have a beautiful Eyes with Nice Smile , cause from bottom of my heart i luv Dara Very Much



Dara the virgin birth of the couple and Nunung Asep Ruhiat Mardiana to have two brothers. His passion is swimming, singing, and jogging. He also likes to Indian movies and reading novels.

the virgin photos

Virgin The Virgin or Virgin Mamamia who was born in Tasikmalaya August 9, 1991 (Revelation nih .. far worse than my true age kwkwkw) who had the original name is Dara Rizki Ruhiana vocalist The Virgin At present, a playing with Mita The Virgin.

Photo Mita and Dara The Virgin

Mita and Dara The VirginMita The Virgin and the Virgin The Virgin is a matching pair (maksod lo hic ... hic) in playing music, can be seen from any action stage two. Both had digosipin a lesbian couple, is it true? I also again nyari sob hehehe. Both are still under the auspices of Republik Cinta Management had a senior musician Ahmad Dhani.

If a woman has to choose between catching a fly ball and saving an infant's life, she will choose to save the infant's life without even considering if there are men on base. ~Dave Barry


Women like silent men. They think they're listening. ~Marcel Achard, Quote, 4 November 1956


Sure God created man before woman. But then you always make a rough draft before the final masterpiece. ~Author Unknown


Some men know that a light touch of the tongue, running from a woman's toes to her ears, lingering in the softest way possible in various places in between, given often enough and sincerely enough, would add immeasurably to world peace. ~Marianne Williamson, "A Woman's Worth"
readmore>> »»  

Sissy Priscillia childish actress in AADC

Sissy Priscillia is known well as one of childish actress in AADC (Ada apa dengan cinta) year 2000. What about now ? 8 years after those tremendous movies ?. Sissy Priscillia is grown up sexy and ofcourse cute and beautiful as well, you can take a look at the Sissy Priscilla Hot Photo below,

Gadis Indonesia Sissy Sissy priscillia FotoSissy priscilliaSissy priscillia
Sissy priscilliaSissy priscillia Telanjang


If you are wincing at the truth of these words, take heart, you can stop the foolishness.

First of all... are you about resolving your conflict in a way that maintains both yours and your partners high self esteem, or do you just need to be right? Time to put on your big girl attitude and make some rules for yourself.

Here are 5 Things Your Mama Didn't Tell You About Fighting Fair.

1. Take the words "Never and Always" out of your vocabulary Talk about a hot potato to bring into a conflict. You always .... You never.... As they used to say in old western movies... "them's fightin' words". Decide to stop saying them. No one likes to be told they always do something or they never do something.

2. Stop Name Calling Insulting the person you love, or being insulted by the person you love is bad news. Who can feel good about themselves when they are put down as a person? Be mad, sure... that 's fair, but you can't take back derogatory names. Once they are out there, they are out there.

3. Quit threatening to leave or tell the one you love to leave This is one of the least helpful conflict resolution tools ever invented. Yet, it is hauled out again and again when lovers quarrel. Chances are, neither one of you intends or wants to leave, so quit saying it. It's childish.

4. Talk about your problems when you are in a good mood Don't forget to talk about the issues behind your quarrels when you are both feeling connected. It is important to understand and be understood. That's what you really want, right?

5. Keep it private, especially when children are involved This is THE MOST IMPORTANT rule of all. Children should NEVER have to be burdened with adult troubles. Fighting in front of them is unacceptable.
readmore>> »»