Hampir dua minggu setelah Lis mendapatkan terapi yang pertama. Lagi2 di hari
jumat, jam 11:30 saat aku baru sampai di ruko si Mbah dan membantunya
membersihkan ruangan yang baru digunakan Mbah untuk menerima pasien langganannya.
Aku terkejut waktu melihat CCTV ternyata Lis datang! Singkat cerita setelah Lis
berada di dalam ruangan terapi aku pun keluar dan melihat ke CCTV apa yang
dilakukan Mbah pada Lis. Mbah membuka kimono Lis dan mulai memijat2 bagian kaki
betis dan paha Lis. Aku tak tau apa yang dibicarakan mereka karena hanya
terdengar sayup2 dari luar ruangan. Kalau aku nguping, aku gak bisa liat di tv.
Aku tak sabar menunggu Si Mbah membuka celdam Lis. Ternyata Mbah malam membuka
pengait BHnya terlebih dahulu sambil terus memijat Lis. Nampak Lis agak kaget
dengan perlakuan Mbah. Selesai memijat pada saat Mbah mempersiapkan jarum
akupunkturnya Lis berusaha mengenakan kembali BHnya. Mbah membiarkan saja Lis
melakukan itu.
Ahhhh Lis sepertinya jauh lebih baik dibandingkan dengan aku dan Regy batinku.
Pada saat Mbah menancapkan jarum akupunkturnya, dengan tenang Mbah memelorotkan
celdam Lis dan memasang jarum di pantatnya. Sementara celana Lis menggantung dip
aha. Hmmm sama saja cara si Mbah ini. Begitu juga pada saat menancapkan jarum
dipunggung Lis, Mbah pun membuka BH Lis dengan tenang juga. Tapi jika
dibandingkan dengan yang dilakukannya dengan aku kenapa Mbah tidak mencoba
merangsang Lis dengan sedikit meraba nakal di selangkangannya atau pura2 tidak
sengaja menyenggolkan penis dibalik sarungnya ke kepala Lis saat memijatnya dari
arah atas? Mbah lupa mungkin. Atau dia mendapat tanda seolah2 Lis tidak bisa
digauli. Aku gemas dan agak kecewa.
Ketika si Mbah keluar, sambil berbisik aku bertanya ?bagaimana susah ya?? Mbah
mengangguk dan sedikit cuwek. Ahhh apa dia tidak berselera lagi dengan Lis? Gak
tau kenapa aku penasaran sekali dengan Lis, terutama setelah kejadian dia
membeberkan aku yang quicky di mobil. Dan keanehan dia yang tidak pernah datang2
lagi setelah terapi pertama. Berbeda dengan Regy, yang sekarang akrab dengan aku.
Kami jadi sering bertukar cerita dengannya. Aku yang rajin datang pagi ke Si
Mbah, sedangkan dia datang siang setelah mengantrakan anaknya pulang. Hanya saja
yang aku tau perbedaan antara aku dan Regy, dia memang dibawah pengaruh sesuatu
yang si Mbah tanamkan. Ada beberapa pantangan makanan yang tidak boleh Regy
makan dan minum. Sedangkan aku tidak, tapi karena aku diet, aku jarang sekali
makan banyak. Dan yang lebih menggembirakan aku memang tubuhku sekarang lebih
berbentuk. Dadaku lebih kencang, pahaku walaupun belum mengecil dengan
significan tapi lebih kencang. Dan mukaku juga jauh lebih bersih. Wajah Regy
yang memang beramsalah dengan jerawat juga jauh lebih bersih. Mungkin karena
sekarang kami sering facial ala si Mbah yang senang sekali menyemprotkan
spermanya di wajah kami.
Aku sibuk dengan pikiranku walaupun seperti biasa Mbah sudah mulai melakukan
serangannya di kamar yang jauh berseberangan dengan kamar Lis. Aku tidak pernah
di kamar ini sebelumnya. Ketika Mbah mulai menghentakkan penisnya baru semua
pikiranku buyar. Mbah membuka kakiku lebar2 dan mengganjal pantatku dengan
bantal. Aduh luar biasa rasanya. Aku menahan semua eranganku dank arena sempat
sibuk dengan pikiranku aku jadi tidak terlalu enjoy. Namun tetap saja akunya
orgasme walaupun si Mbah tau aku kurang bersemangat. Si Mbah mengambil gelas air
minum, sambil berdiri disamping tempat tidur dia memintaku melakukan blow job.
Aku menurutinya dan tidak seperti biasanya 15 menit berlalu Mbah sudah klimaks.
Dan kali ini si Mbah sedikit menuangkan spermanya ke gelas yang tadi diminumnya.
Gelas yang sudah kosong itu kini sedikit terisi sperma. Aku pikir buat apa, tapi
ketika si Mbah member sedikit sirup jeruk, air, dan es aku sedikit menebak bahwa
itu akan diberikan ke Lis. Dan benar saja, setelah berpakaian si Mbah membawa
masuk gelas itu dan melalui CCTV aku melihat Lis yang sudah dicopoti jarum
dipunggungnya meminum sirup jeruk itu. Ha ha ha, Lis lo ga tau aja apa yang
masuk ke mulut lo batinku.
Sambil menonton CCTV dari ruangan Lis, pikiranku melayang pada apa yang sudah
terjadi padaku. Apa memang ya aku cewek keagtelan ya? Apa karena aktivitas sexku
biasa2 saja dengan suamiku. Kenapa aku berbeda dengan Lis, Regy, dan Priska yang
harus diguna2 dulu oleh si Mbah supaya bisa digaulinya? Aku juga berpikir. Si
Mbah dengan cara ini pasti memiliki pasien yang cukup banyak yang kembali lagi
padanya bukan saja untuk terapi tapi juga untuk melakukan plus plusnya. Memang
kasian juga si Mbah. Pasiennya belum terlalu banyak. Dari aku Regy paling dia
sebulan mendapat 2juta. Untung aku gratis. Kalau ada 10 orang seperti Regy pasti
dia dapat 20 jutaan, pasti belum cukup dengan seluruh biaya2 ini. Mungkin dari
pasien2 tidak tetap lainnya, kalau sekali datang 150 ribu???? ahh aku malas
berhitung.
Lagi-lagi aku kecewa dengan perkembangan yang ada di kamar Lis, setelah
menancapkan jarum dip aha, perut, Mbah tidak membuka BH Lis. Yah pasti buat apa
toh Lis tidak ada complain dengan dadanya. Hmmm tapi Mbah cukup berani membuka
celana Lis dan menancapkan jarum disekitar selangkangannya yang sedikit
ditumbuhi rambut itu. Tapi reaksi Lis biasa2 saja. Dan Mbahpun keluar ruangan.
Argh??.
Mbah kembali mengajakku ke ruangan pojok. Sesampainya di dalam kamar itu Mbah
bertanya, ?kok kamu kaya yang kecewa??. ?Yah aku pikir, Lis mau mbah, kalau Lis
gak mau, besok2 aku gak gratis lagi dong ke sininya? Memang ajiannya Mbah sudah
gak ada ya di badan Lis?. ?Adak ok, aku tau ada. Sapa bilang dia gak bisa?? Mbah
melanjutkan penjelasannya yang kira2 menurut dia mungkin Lis sudah memiliki PIL,
sehingga keinginan bersenggamanya dilampiaskan ke PILnya. Semua yang bisa Mbah
pake, adalah wanita2 yang kehidupan sexnya biasa saja begitu penjelasannya. Dan
atau perempuan2 yang belum menikah entah perawan atau tidak tapi harus yang
sudah pernah melihat asli penis, bukan melalui video atau gambar. Di luar itu
tidak. Mbah menjelaskan, pasien langganannya tadi yang juga cukup cantik yang
keturunan India walaupun cukup lama menjadi pasiennya sama sekali tidak bisa
dipengaruhi oleh Mbah. Tapi perbedaannya dengan Lis, Mbah tau Lis dengan
suaminya biasa2 saja, jadi pasti ada PIL. Aku bertanya bagaimana dengan Priska?
Priska menurut Mbah, sangat mudah dia pengaruhi karena pastinya dia waktu
pacaran sering memegang penis pacarnya, buktinya Priska sudah pandai melakukan
blow job, walaupun menurut Mbah, keperawanan Priska Mbah yang merenggutnya.
Debby teman Priska menurut Mbah sudah tidak perawan. Dalam kesempatan itu aku
mengaku pada Mbah bahwa aku sudah terlambat mens 3 minggu. Mbah tidak kaget, dia
menciumiku, dan menyuruhku untuk tidak menggugurkannya. Bahkan kalau aku mau,
aku dimintanya untuk cerai saja dari suamiku, dan hidup dengannya. Tapi aku
harus mengerti bahwa dia bisa bermain sex dengan siapa saja termasuk dengan
Priska. Mbah mengatakan bahwa sebetulnya Priska sudah pernah mengajaknya menikah,
tapi Mbah menolaknya. Dia bilang sudah gak perlu lagi cinta, Mbah cukup senang
dengan kondisinya sekarang. Mbah bilang kalau dengan aku dia juga nggak mau
formil dalam lembaga pernikahan hidup bersama saja katanya. Aku gak peduli
dengan kata2 si Mbah, aku cukup puas si Mbah tidak memintaku untuk menggugurkan
kandunganku.
Ketika Mbah keluar kamar aku pun bersiap2 ingin melihat aksinya kepada Lis.
Bener2 bisa apa nggak ya? Di layar TV aku melihat Mbah mulai membuka jarum dip
aha Lis, perut, dan ketika sudah mencabut jarum di daerah segi tiga Lis, tiba2
tangan si Mbah langsung masuk ke selangkangan Lis. Nampak Lis kaget dan
berteriak. Namun Mbah diam saja bahkan tangan satunya langsung menelusup ke dada
Lis mempermainkan salah satu susunya. Lis sempat berteriak jangan, namun waktu
jari si Mbah menekan lebih dalam Lis yang tadinya tangannya mencoba menarik
tangan si Mbah keluar dari selangkangannya menjadi meregang dan sambil mengerang2.
Ini adalah cerita terakhir dengan si Mbah, yang terjadi antara Mbah dan Lis
benar2 diluar dugaan. Walau awalnya berjalan baik2 saja saat Mbah bisa menggauli
Lis, dan Lis mengikutinya dengan suka rela. Aku sudah tidak mengikuti lagi di
layar CCTV apa yg terjadi karena aku pikir tak jauh beda dengan yang terjadi
padaku dan Regy. Sambil membaca majalah aku mendengarkan erangan2 Lis serta
teriakan2 kecilnya. Namun tiba2 aku dikagetkan oleh lolongan panjang Lis.
Lolongan itu tidak berhenti2.
Maaf aku tidak bisa menceritakannya, yg jelas Mbah mencoba melakukan anal sex
pada Lis. Untung aku sempat menolongnya. Dan begitulah akhirnya, tak ada lagi
hubungan kami dengan si Mbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar