Dengan Si Mbah (2)

Begitulah pengalaman pertamaku dengan si Mbah. Setelah itu aku memang selalu
merasa bersalah, dan tidak pernah membahasnya dengan Priska. Hubungan kami
sebagai kakak adik selalu canggung, dan tidak pernah bertatap mata dengan
langsung.

Walaupun begitu, setiap malam atau pagi pagi sekali, aku selalu ingin ke sana,
tapi bagaimana, aku tak punya uang yang cukup. Aku kadang kadang iri dengan
Priska yg berpenghasilan sendiri dan bisa 2 minggu sekali ke sana.

Sampai akhirnya setelah 3 minggu tidak kesana suamiku bertanya bagaimana
perkembangan terapiku. Aku keceplosan menjawab bahwa biayanya sangat tinggi.
Suamiku tanpa diduga duga mendorongku ke sana lagi terutama untuk terapi
keputihanku.

Akhirnya berbekal dengan uang dan ijin suamiku akupun berangkat. Dan hari itu
aku melakukannya lagi dengan si Mbah, aku bagaikan orang kelaparan tidak saja
diam pasrah menunggu perlakuan si Mbah, aku aktif melakukan apa saja yang aku
bayangkan.

Apalagi sesuai dengan syarat si Mbah, aku harus datang tanpa underware.
Seperjalanan aku tak henti2nya merasa kegelian dan sudah turn on tingkat tinggi
begitu aku sampai dihadapannya. Sehingga hari itu saya memaksanya untuk
melakukannya baru terapi.
Setelah puas, akhirnya aku di terapi juga. Kali ini sudah tentu tanpa minuman
jamu khususnya itu. Selama aku menunggu punggungku di akupunktur. Aku mendengar
si Mbah menerima pasien di kamar sebelah. Tapi sepertinya tidak terjadi apa2.Ketika
dia kembali ke kamarku dan mencabut semua jarum di punggungku, sempat aku
bertanya.
?Pasiennya ga cantik ya Mbah? Kok ga di apa2in?
?Cantik kok. Cuma kayanya gak bisa atau belum bisa. Lagian masa semua pasien aku
kerjain. Kamu dulu kan gak mau aku gituin.?
?Kok gak bisa? Memangnya ada pantangannya ya Mbah??
Dia diam saja tidak menjawab. Dan menyuruhku berbalik untuk memijit bagian atas
ku. Aku sekearang tidur terlentang dan tidak lagi telungkup, dan yah tanpa
busana sedikit pun kecuali jilbab yang memang tidak diijinkan untuk dilepas.
Setelah dia memijit-mijit baik kaki perut dada, ?..uh I love it. Dia mulai
memasanga jarum2 akupunkturnya. Ingin sekali aku memintanya sekali lagi, tapi
aku tidak ingin terkesan murahan kali ini. Aku mencoba menahan sekuat tenaga
setiap dia memegang payudaraku dan vagina ku.
Setelah selesai memasangnya dia pun keluar. Aku pun berkaca di cermin yang
menempel di atap ruangan ini. Gila posisiku menantang sekali. Si Mbah menerima
pasien lagi, dan yang aku tau lagi lagi tidak terjadi apa2. Setelah semua jarum
di badanku dicabut, dia memintaku untuk berbilas membersihkan diri di kamar
mandi. Sedangkan dia kembali menerima pasien. Setelah mandi dengan air hangat
aku pun keluar dari kamar mandi dan sempat bertemu dengan si Mbah yang baru
keluar dari kamar pasien bersama sang pasien. Sang pasien yang wanita muda dan
kira kira memiliki problem berat badan juga member salam pada si Mbah dan
berlalu dengan senyum ramah kepadaku. Si Mbah mengantarnya turun dan aku kembali
ke kamarku. Ketika si Mbah masuk lagi2 aku bertanya:
?Yang tadi cantik juga, kok nggak di?..?
?Kan aku sudah bilang, nggak semuanya aku tidurin. Memang yang tadi oke, tapi
belum waktunya.?
?Kok belum waktunya Mbah? Memang biar mau, Mbah pake kaya pellet gitu ya? Dan
sekarang belum bereaksi??
Si Mbah, diam. Aku jadi ngeri karena takut salah ngomong dan lancing.
?Iya memang lah pake. Mana mau kalau gak di gituin dulu, apalagi perawan kaya
tadi, aku harus tau dia sudah pernah liat burungnya cowok apa belum?
Kaget aku mendapat jawaban dari Si Mbah, jadi semua cewek korban dia pasti
dikasih pellet, tapi kok dia bilang ke aku?
?Oh jadi pake pellet ya Mbah??
?Ya iya lah, aku yang akupunktur ya aku masukin semuanya ke badannya? Jawabnya
tenang.
?Tapi kok? harus nunggu dulu yang sekarang? Kalau aku kok cepet reaksinya??
?Kamu mah ga aku kasih apa2. Kamu beda. Adikmu iya aku kasih pellet pengasih
gitu, kalau kamu sama sekali nggak? Aku bener2 kaget dengan jawaban si Mbah yang
tenang apa adanya tapi benar menampar.
?Jadi?.. aku kaya cewe murahan yang kegatelan ya Mbah??
?Ha ha ha? si Mbah menyeringai bengis. ?Aku memang membuatmu terangsanga habis
kemaren, karena aku tau kamu memang mau dientot. Dan yang aku suka?? Mbah
mendekati aku sambil menarik tali kimono ku hingga telanjang. Sambil tangannya
merengkuh vagina ku dia berbisik di telingaku ?Kamu enak, vaginamu empot2? Aku
ingat sekali perkataan itu. Perkataan yang membuatku jijik dengan diriku sendiri.
Setelah itu si Mbah melampiaskan semua nafsunya kepadaku. Dan berbeda dengan
yang tadi pagi dia melakukannya dengan sangat beringas dan dia mulai menciumku.
Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Aku hanya melihat apa yang terjadi
melalui cermin. Bagaimana tubuhku disetubuhi oleh si Mbah berkali-kali. Semua
perkataan si Mbah tadi terngiang2 di otakku walau tak berlangsung lama, karena
setelahnya aku terlalu sibuk dengan permainan si Mbah.
Kami baru selesai jam 3 sore. Aku capek lapar walaupun mulutku sempat disuruhnya
mengulum bersih penis si Mbah. Seperti biasa aku dilarang mandi dan disuruh
pulang langsung.
?Mbah, kalau aku beda, kenapa aku masih tetap harus bayar??
?Kan biaya terapinya sudah aku potong?Jawab si Mbah dengan kurang ajarnya.?
Kenapa nggak gratis?? Tanyaku. ?Bawa cewek lain. Kalau kamu bisa aku gratisin.
Priska juga bawa temannya Debby sama Nine?
Ohhh ngerti aku sekarang. ?jadi aku juga bawaannya Priska dong Mbah??
?Aku sudah bilang, kamu beda kamu gak Cuma bonus. Nggak percaya? Ayo kamu
nungging!?
Akhirnya pun si Mbah melakukannya lagi kepadaku. Kali ini aku masih menggunakan
baju yang baru saja aku pake. Hari ini aku menggunakan baju muslim terusan dari
atas ke bawah. Begitu aku nungging, di singkapnya bajuku dan sedikit dia
memintaku mengulum penisnya dulu agar kembali siap tempur. Tidaak sampai 15
menit kali ini kami menyudahinya bersama-sama. Si Mbah tidak mencopot penisnya,
justru ditekannya dalam dalam sehingga orgasme ku luar biasa sekali apalagi aku
melihatnya dari cermin, aku benar-benar merasakan puas saat itu. Sambil
memelukku dari belakang si Mbah berkata? Kalau kamu hamil bilang saja aku yang
tanggung jawab. Kali ini entah mengapa aku yang menciuminya berkali kali,
memeluknya erat2. Ketika dia bangunpun aku mengulum penisnya untuk
membersihkannya dengan penuh semangat hingga si Mbah sempat kelojotan dibuatnya.
?Aku punya temen Mbah, sesame ibu-ibu yang nunggu anaknya pulang sekolah TK.
Nanti aku tawarin ke mereka?
Si Mbah memelukku dengan mesra, Dan akhirnya dia pun setuju dengan ideku itu.
Seminggu setelah kejadian itu, ketika aku sedang memarkirkan kendaraanku di
lapangan kosong dekat sekolah anakku. Jendela mobilku ada yang mengetuk. Si Mbah!
Aku pun mempersilahkan dia masuk. Untung anakku sudah turun tadi. ?Ada apa Mbah??
?Mana yang katanya mau kamu kasih ke aku??
?Oh aku sudah tawar2in ke mereka Mbah?sahutku terbata-bata. Aku benar-benar
kaget.
?Iya tapi yang mana? Aku gak mau yang sembarangan?
?Itu mereka duduk di dekat mobil van itu sambil jajan dan ngobrol?
?Kok nggak ada yang keren?
?Yahh beberapa yg agak gemuk kan lumayan Mbah buat pasien biasa?
?Hmmmm?.? Si Mbah Nampak tidak puas, dan aku benar2 masih kaget dan ketakutan
kalau ada yang lihat si Mbah masuk. Walaupun kaca mobilku cukup gelap pasti tadi
ada yang liat si Mbah disamping mobilku. ?Yang itu kan cantik Mbah, namanya Lis,
dan yang itu Regy juga ok kan?
?Jangan nunjuk2 nanti keliatan? ujar si Mbah. ?Kalau di dalam Mobil nggak
keliatan kok, kaca mobilnya ini gelap apa lagi pohonnya kan rindang ini Mbah? ?Hmmmm,
coba kamu turun, ngobrol sama mereka terus kamu tunjukkin mana yang Lis mana
yang Regy. Yang apke jilbab itu nggak kan??
?Oh Itu Rita, dia yang paling tajir mbah, dia cantik kok. Masa nggak mau? Dia
punya rumah banyak lo Mbah?. ?Aku nggak Suka! Kamu turun idupin HPnya kamu
telpon ini nomerku dan jangan di matiin biar aku denger, Oh ya buka semua baju
dalammu, aku nggak suka ketemu kamu, kamunya pake kutang dan celdam?
Aku menurutinya, aku lepas semuanya untung aku belum mens, padahal sudah hamper
waktunya. Apa aku hamil ya? Aku pun turun dan aku segera menghampiri ibu-ibu itu.
Kami ngobrol cukup lama. Tak lama kemuadian HPku berbunyi dan aku tau si Mbah
memanggilku. Mungkin dia kepanasan di mobil. Aku pun pamitan ke ibu-ibu itu, dan
sebagian dari merekapun pamitan termasuk Lis dan Regy. Kumpulan ibu-ibu itu pun
bubar. Begitu sampe di Mobil aku melihat kaca depanku sudah tertutup lembaran
Koran. ?Kok ditutupin si Mbah? Tadi gak liat si Lis sama Regy dong??
?Liat kok, aku udah tau yang mana, aku gak suka Regy, apalagi Rita? Regy itu
badannya bagus lo mbah, Rita apalagi dia sudah mau ikutan, dia mau besok katanya?.
?iya aku dengar, aku gak suka? ?Ya terserah Mbah sih, ini korannya aku lepas ya.
Dari luar juga gak keliatan kok. Kalau mau aku cium juga boleh tapi gak usah
pake Koran gini? Aku melepas Koran itu sambil menciumnya. Dia diam saja. ?kalau
itu siapa yang pake baju kuning Rambutnya panjang??
?Ya itu Lis, cantikkan?? ?Iya Cuma kok gak ada toketnya, Regi yang baju coklat
kan? Sama juga aku gak suka mangkanya sama Regy. Kalau Lis boleh deh?
?Ohhh ya deh, ada lagi sih Mbah mungkin belum liat, Cuma dia datengnya pagi.
Namanya Ida, tapi dia nganter ponakannya, terus langsung pulang. Oh ini liat di
HP aku aja? Aku tunjukkan foto Ida dari hp ku. Nampaknya dia suka. ?Yah ini
lumayan, kayanya toketnya OK? ?Duh si Mbah, dia mah lebih gede dari aku? sahutku.
Aku menciumnya lagi kali ini dia membalas. Kami berciuman cukup lama. Akhirnya
dia membuka kancing baju hem putih ku, menciumi buah dadaku. Dia tiba2 berpindah
ke jok belakang sambil melepas celananya. ?Di sini Mbah?? Tanyaku dari jok depan.
Dia tidak menjawab. Aku pun dengan terpaksa berpindah ke belakang membuka hemku
yang separuh terbuka dan melepas rok panjangku, sedangkan dia masih menggunakan
hem lengen pendeknya. Aku menaikki pahanya dan perlahan-lahan kubimbing penisnya
yang sudah tegang ke vaginaku. Blesss disentakkannya penis itu begitu kepalanya
telah bearada dibibir vaginaku. Mataku terbeliak dan sedikit berkunang-kunang,
belum pulih dari efek itu dia pun memompanya dari bawah, kali ini aku tidak
kuasa untuk tidak berteriak-teriak. Selangkanganku serasa penuh, dan dia pun
bergerak liar sambil menciumi leherku, aku memang sudah turn on sejak tadi tak
ber underware jalan2 ke mana2. Gila, tak lama aku pun lemas. Direbahkannya aku
menyamping di jok belakang, sedang kakiku dibukanya lebar2, dia pun memasukkan
lagi penisnya, dan menggenjotnya dalam2. Mulutku melongo tak mampu bersuara, aku
maunya teriak2 karena orgasmeku belum tuntas tadi, tapi si Mbah sudah mendorong2
dengan kuat dan dalam.
Aku pun dapat lagi. Dia pun gak lama kemudian keluar. Cukup deras terasa di
vaginaku. Sebagian dia keluarkan di perut dan dadaku. Akhirnya pun aku masih
harus membersihkan dengan mulutku. Badan kami basah kuyup oleh keringat.
?Cepat pergi dari sini, aku belum tuntas? Disuruhnya aku menggunakan baju dan
celana, padahal aku masih lemas. Ketika mobil baru bergerak jalan aku pun masih
belum bisa berkonsentrasi. Sehingga aku biarkan saja lambaian tangan ibu2 yang
masih tersisa di situ.
Mbah mengajakku ke sebuah motel kecil yang tak jauh dari situ. Yang aku tau,
motel ini seperti ada cottage2nya dan ada garasi yang tertutup rolling door.
Para penjaga hotelnya berlarian menghampiriku dan menawarkan ruangan. Ketika aku
membuka jendela mereka kaget karena ternyata aku wanita dan berjilbab. Kami
memasuki salah satu cottage dan setelah membayar sebesar 250 ribu si petugas
memberikan kunci dan menutup garasi. Masih jam Sembilan pagi waktu itu. Dan
kamipun melakukannya hingga jam 10 saja. Itupun aku harus bergegas kembali ke
sekolah.
Waktu pulang, si Mbah yang nyetir, sementara aku sepanjang perjalanan masih
harus melakukan blow job. Si Mbah baru tuntas waktu sampai di depan sekolah. Si
Mbah memarkirkan mobil agak jauh, baru setelah mobil terparkir dan berhenti, Si
Mbah memeganga erat kepalaku dari belakang dan berejakulasi. Semua spermanya
memenuhi mulutku dan kutelan habis. Aku sudah terbiasa dengan rasanya yang terus
terang nggak enak.
Aku cepat2 membersihkan mulutku dan merapihkan bajuku. ?Mbah aku sudah telat,
anakku paling sudah nunggu? ?Yah gak apa2? Si Mbah mengerti dan cepat2 dia
merapihkan diri dan keluar dari mobil. Setelah yakin dia pergi jauh, baru aku
keluar. Baru saja aku keluar ternyata Lis dan anaknya beserta anakku sedang
berjalan kea rah mobilku. ?Hey kok telat, ke mana dulu sih mama nih? Kata si Lis.
Setelah aku berbasa basi sedikit dan berterimakasih dengan si Lis. ?Ayo cepet
berangkat, kan anak2 mau sempoa? ujar si Lis. Aku dan Lis sama2 meleskan anaknya
untuk sempoa.?Hey Mil, bersihin tuh mulut? ujar Lis mengaget kan aku. Aku
gelagapan dan membersihkan mulutku dengan lengan bajuku. ?He he he, ini lho??
Ujar si Lis sambil memungut seuatu dari pipiku. ?Ihhh punya siapa nih? aduh
ternyata ada bulunya si Mbah di pipiku. Lis tertawa terbahak2, ?ohhh ketemu
papanya ya? Anakku ribut bertanya2 apa lagi dipikirnya papanya ada. Aku
kebingungan. ?ya deh cepet berangkat yuk, ngaca tuh di mobil di deket dagu lu
ada apa?? Ujar Lis lagi. Aku otomatis kaget lagi. Cepat2 di mobil aku mengaca di
spion. Yakin sudah bersih dari semua rambut2, aku pun berangkat mengikuti mobil
si Lis ke tempat sempoa.
Ternyata sesampai di tempat sempoa, kekagetanku belum usai. Setelah turun dan
mengantarkan anakku masuk kelas, Lis menghampiriku dengan menawarkan tissue dan
menunjukkan cermin compact powdernya. ?Liat nih, muncrat ke mana2? Aduh aku malu
ternyata di bawah daguku ada bekas sperma si Mbah. Lis pun tertawa dan
menyuruhku pulang.
Sesampai di rumah, mobil kubiarkan di luar dan aku segera masuk. Siti pembantuku
bertanya2 kenapa tak aku hiraukan.
Ketika aku sedang membersihkan wajahku Tutik mengetuk pintu. ?Ibu ada tamu?
Aduh belum aku mandi udah ada tamu. Ketika aku keluar, aku pucat?.. Si Mbah! Dia
sudah menungguku di teras. AKu bingung. ?Mbah aduh kok kesini?? Kataku setengah
berbisik.
?Sudah lama aku mau tau, di mana rumah mu dan Priska? Aku pun diam menahan rasa
bingung dan sedikit marah. ?Sebentar Mbah?. Aku memanggil siti dank u suruh dia
berangkat dengan ojek menjemput anakku. Ahhh pokoknya harus tidak ada siapa2 di
rumah ini, jangan sampai aku berantem sama si Mbah, Siti tau. ?Cepet berangkat
Tik, aku ada tamu ya?
Setelah yakin Siti jauh, aku pun mengajak si Mbah masuk, Si Mbah menutup pintu
dan menyergapku. Di Bukanya seluruh bajuku, dan kali ini jilbabku juga hingga
aku benar2 telanjang bulat diruang tamuku. Aku sempat menolak dan memintanya
menghentikan apa yang dilakukannya namun ketika dia sudah membuka semua bajunya
dan mencengkeram vaginaku aku gak bisa apa2 lagi.
Di karpet depan TVku aku diterjangnya habis habisan dari belakang. Yup doggy
style yang tadi terlewatkan. Ketika aku mendapat peluang untuk lepas, aku
meronta dan memintanya berhenti sebentar. Aku membuka kamar tamu yang biasanya
digunakan oleh Priska kalau datang, dan mengajak si Mbah ke dalam. Kuhidupkan AC
dan tanpa diminta aku bersiap2 nungging di atas tempat tidur. Kalau di karpet
dengkulku sakit. Dan lagi kalau di sini aku bisa berteriak. Akhirnya aku di
hajar habis di situ.
Si Mbah mengakhiri permainannya dengan memposisikan aku dengan gaya misionaris.
Lehernya penuh dengan cupanganku. Aku juga begitu. Gila nih Si Mbah. Tadi keluar
di mobil 2 kali, waktu pagi dan kembali dari motel waktu aku blow job, sekarang
di rumahku. Sudah 3 kali. Sedangkan aku sudah gak tau berapa kali.
Setelah selesai, aku minta si Mbah pergi, karena takut anakku pulang. Aku nggak
tau berapa lama kita main tadi. Dan benar saja. Gak sampai � jam anak ku sudah
pulang. Lis mengantarkan Siti dan anakku. Di depan pagar Lis memintaku mengambil
kunci mobil. ?Mit, mainan anakku tadi kebawa sama anakmu di mobil kayanya?. Aku
mengambil kunci dan membuka pintu mobil mencari mainan anak Lis. Sementara anak2
kami sudah berhambur ke dalam rumah bersama pembantuku. Waktu aku mencari mainan
anak Lis, Lis menemukan BH dan celana dalamku, lagi2 dia mentertawakanku.
Hari ini memang gila. Tapi masih tak seberapa, dalam hatiku, tunggu saja sampai
hal ini menimpamu juga Lis.
Pandangan ahli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar