Dina

Perkenalkan, namaku Danny, sekarang usiaku sudah 24 tahun, aku bekerja sebagai pengantar galon. Dalam bentuk tulisan ini aku ingin menceritakan pengalamanku dalam soal sex. Mungkin aku bisa dibilang sangat beruntung didalam pekerjaanku karena saat bekerja aku mendapatkan pengalaman yang tak bisa aku lupakan. Keseharianku sangatlah sibuk apalagi pada saat musim kemarau, begitu banyak pesanan yang harus aku antar. Deringan telpon terus berbunyi, tak ada waktu untuk istirahat.

Suatu hari setelah dari pagi pesanan yang telah aku antar aku menyempatkan diri sejenak untuk istirahat, aku membakar rokok lalu aku nonkrong dibelakang tempatku bekerja. Aku melihat hari mulai mendung pertanda hari akan hujan. Dalam hati aku sangat senang karena bila hujan aku bisa istirahat lebih lama. Tak lama kemudian aku dipanggil bos ku, katanya aku harus mengantarkan pesanan sekarang. Ah sial, baru saja aku istirahat sebentar, sudah pula aku dipanggil keluar.

Dengan berat hati akupun mengantarkan pesanan kealamat yang telah diberikan bos ku itu. Dengan rasa tidak enak hati aku kendarai sepeda motor, haripun mulai gerimis. 15 menit kemudian akupun sampai ketempat tujuan. Aku lihat rumah yang tertera dialamat pintunya ditutup. Perlahan aku gedor rumah tersebut hingga ada seorang gadis yang kuperkirakan usianya sekitar 11 tahun, ya masih Sd gitulah. Gadis kecil tersebut masih mengenakan seragam Sd nya.

" Hmm.. Dek, apa betul ini rumah Bu **** " tanyaku
" Betul bang, Tapi mamanya udah pergi dari tadi " katanya
Ah sial betul hari ini aku, sudahlah capek-capek aku datang membawa beban yang sangat berat ditambah hari udah mulai hujan eh malah orangnya tidak ada dirumah. Lalu..
" Kalo begitu yang ada dirumah sapa aja " tanyaku lagi
" Dirumah cuma ada saya, mama dan papa.. papa lagi keluar kota kerja, mama baru aja pergi, katanya mau nagih uang. Pulangnya nanti malam. Jadi tinggal saya sendiri dirumah " jelasnya
" Busyet, Rumah segede ini cuma tinggal bertiga saja? " kata hatiku
" Ya sudahlah, abang cuma mau ngantarkan pesanan mama aja nih " kataku
" Tapi mamanya gak ada, saya gak ada uang mau membayarnya karena mama gak ada tinggalin uang untuk saya " katanya

Huh, gimana nih? Apakah aku harus bawa pulang lagi pesanan ini? Sejenak aku mulai berpikir, kulihat hari mulai hujan.

" Dek, abang boleh masuk gak? soalnya diluar hujan, ntar abang sakit, abang jadi gak bisa kerja gara-gara kena hujan " kataku
" Oh boleh bang, silahkan masuk aja kedalam " katanya

Lalu aku masuk dan gadis kecil tersebut mengunci pintu, aku duduk di ruang tamu.

" Kok dikunci dek? ntar abang gak bisa lihat keluar soalnya motor abang ada di luar. Kalo hilang gimana? " tanyaku
" Gak bakalan hilang kok bang, didepan gang ini kan ada pos satpamnya " katanya

Aku membakar rokok sebatang, lalu kuhisap dengan tenang, lalu kuperhatikan gadis kecil tersebut berbaring dilantai yg beralaskan permadani sambil nonton film kartun. Aku mulai mendekat gadis itu lalu aku ikut nonton film kartun tersebut.

" Dek, abang boleh ikut nonton gak? " tanyaku
" Nonton aja bang, lagian lebih enak nonton sama saya daripada duduk bengong di ruang tamu " katanya

Aku sebenarnya tidak suka nonton film kartun, ku cuma ingin ada teman aja ug bisa kuajak ngobrol daripada aku duduk kayak orang bodoh di ruang tamu. Aku perhatikan wajah gadis tersebut, ternyata gadis kecil ini cantik dan manis. Tak lama kemudian gadis kecil tersebut berpindah ke sofa dibelakangku. Akupun mulai memperhatikan gerak-geriknya. Ternyata dia mengambil hp nya, entah apa yang ia lakukan yang jelas mataku tertuju ke selangkangannya.

Gadis kecil tersebut duduk sambil mengangkangkan kedua kakinya sehingga tampak jelas dimataku gadis kecil itu mengenakan celana dalam berwarna putih bergambar kartun donal bebek. Dalam sekejap pikiranku semakin kacau setelah melihat pemandangan tersebut. Aku coba menahan perasaan yang kacau ini dengan cara mengajaknya ngobrol.

" Dek, namanya siapa? " tanyaku
" Dina bang " katanya singkat

Kulihat gadis kecil yang bernama Dina tersebut tidak mempedulikanku karena dia lagi asyik memainkan games di hp nya. Aku bergerak mendekat duduk dibawah sofa dimana ia duduk sambil mengankangiku.

" Dek, celana dalamnya lucu ya, gambarnya donal bebek hehehe... " candaku

Tiba-tiba ia merapatkan kedua kakinya tapi masih asyik main hp, pandanganku jadi tidak indah lagi. Lalu aku coba menyentuh pahanya dengan perlahan-lahan, kulihat dia cuek dengan sikapku. Aku arahkan kedua kakinya agar kembali ke posisi seperti awal dengan posisi mengangkang. Aku sentuh celana dalamnya dengan tangan dengan perasaan berdebar-debar. Kuraba-raba bagian luar kemaluannya, akan tetapi tanganku ditepisnya.

" Bang, jangan pegang-pegang Dina ya, Dina kan masih kecil bang " katanya
" Abang pengen lihat dikit aja kok memek Dina kayak apa? " kataku

Tiba-tiba ia bergerak dan menuju kebelakang, akupun mulai semakin kacau. Sontak aku menarik tubuhnya menghentikan langkahnya.

" Dina mau kemana? " tanyaku
" Mau pipis, jangan halangi jalan Dina bang " katanya
" Abang ikut ya sama Dina? " pintaku
" Gak boleh, awas kalo berani " katanya

Akupun menarik badannya dan kudekap dengan kuat hingga Dina tidak bisa bergerak. Aku lepaskan rok Sd nya dan kutaruh diatas sofa. Mulutnya aku bekap dengan tangan agar ia tidak bisa berteriak. Lalu aku lepaskan celana dalamnya hingga tampaklah kemaluannya yang masih belum ada bulunya.

" Katanya mau pipis kenapa gak pipis? " kataku
" Emmhh...emmhh " katanya

Lalu aku melepaskan tanganku dari mulutnya agar ia bisa bicara

" Dina mau pipis di WC bukan disini bang, kalo Dina pipis disini nanti bisa bai pesing ruangan ini " katanya
" Ok, kita ketoilet sekarang " kataku

Aku gendong Dina menuju WC, Dina coba memberontak, tanganku membekap mulutnya agar tidak bisa bergerak. Sampai di WC Dina aku lepaskan dan aku kunci pintu WC nya.

" Ayo pipis sekarang, abang mau lihat " pintaku

Dina pun naik ke kloset dan jongkok, sementara aku mendekatkan kepalaku dengan memeknya agar bisa melihat dengan jelas bagaimana ia kencing. Perlahan air kencingnya keluar pelan-pelan hingga menjadi deras dari dalam kemaluannya. Aku melihat dari awal sampai akhir prosesi bagaimana ia kencing.

Akupun membiarkannya mengambil gayung dan mengisinya dengan air yang ada didalam bak mandi. Lalu ia menyiramkan air tersebut ke daerah kemaluannya, tanganku membantu membasuh kemaluannya. Aku gosok-gosok tanganku ke kemaluannya hingga Dina sudah merasa kemaluannya sudah bersih.

Lalu aku melepaskan seluruh pakaianku sehingga aku bugil total dihadapan Dina, betapa syoknya Dina ketika melihat batang kemaluanku mengacung di depan wajahnya. Lalu aku membisikkan ketelinganya " Awas kalo Dina berteriak ".. Dina hanya diam ketika aku membetulkan posisi tubuhnya hingga siap untuk disenggama olehku.

Batang kemaluanku kini sudah siap untuk menghujami kemaluan Dina, aku gosok-gosokkan kepala penisku ke klitoris Dina beberapa saat hingga aku merasa benar-benar sudah siap. Lalu aku tekan penisku dengan bantuan tanganku menerobos masuk kedalam kemaluan Dina.

" Aaaawww.. Aaahhhh Sakit.. sakit.. sakit banget bang... " erang kesakitannya

Aku tak peduli karena setan sudah berhasil mempengaruhi aku, tapi alangkah tak terpikir oleh ku, kemaluan Dina hanya bisa menampung setengah batang penisku. Aku tak peduli walaupun hanya bisa masuk setengahnya aku tetap menggerakkan batang penis ku hingga keluar masuk di vagina Dina. Kulihat darah segar menetes dari dalam kemaluannya hingga batng penisku pun ikut terkena darah segar itu.

" Ammppunn bang, sakit.. sakit " jeritannya
" Eh diam kamu, jangan teriak-teriak " sergahku
" Tapi di memek dina bener-bener sakit nih, Dina gak kuat menahan rasa sakitnya " katanya
" Tahan aja, cuma sebentar kok " kataku

Dina hanya bisa menangis terus-terusan karena ia tidak bisa menahan rasa sakit yang amat menyakitkan itu. Tidak ada rasa enak didalam diri Dina ketika ia aku senggama. 15 menit kemudian aku mendapatkan rasa nikmat yang luar biasa, spermaku berhasil tumpah didalam kemaluan Dina

" Dina ooohhh yes... aaahhhhhhhh " desahanku kenikmatan

Memang Vagina Dina sangatlah sempit, aku tau Dina memang masih anak-anak. Akan tetapi aku sudah memperawaninya. Akupun mulai mencabut batang penisku dari kemaluan Dina. Aku mencuci penisku hingga bersih dengan sabun dan air yang ada didalam WC. Kubiarkan Dina lemas dihadapanku, aku melihat wajah Dina menjadi pucat pasi dengan mata membengkak karena menangis dari tadi.
Aku memakai kembali pakaianku, lalu aku menggendong tubuh Dina keluar. Aku baringkan Dina disofa dan ku bantu ia mengenakan kembali seragam Sd nya.

" Makasih ya sayang, lain kali hubungi abang ya kalo Dina sendirian dirumah " kataku sambil memberikan nomor hp ku.

Akupun kabur dari rumah tersebut dan menghilang. Akupun berhenti kerja dan melarikan diri keluar kota agar aman dari pencarian polisi jika Dina melaporkan kejadian ini kepada orang tuanya. 6 bulan kemudian ketika aku berada diluar jalan aku mendapatkan sms dari Dina yang menyuruhku datang lagi kerumahnya karena orang tuannya pergi keluar negeri, lalu aku mendapatkan sms dari orang tua Dina yang memberitahuku bahwa mereka sudah tau dengan kejadian yang menimpa anaknya dan belum sempat melapor polisi karena mereka juga dicari polisi. Dan mereka memintaku untuk pulang kerumah Dina dan menjaganya karena mereka akan berangkat keluar negeri untuk melarikan diri karena kasus korupsi.

Aku merasa tidak percaya akan tetapi setelah aku melihat berita di koran ternyata mereka memang di cari polisi karena kasus korupsi. Akupun pulang dan segera kerumah Dina, lalu akupun bisa menjaganya dengan senang hati. setiap bulan orang tua Dina mengirimkan uang untuk keperluan sehari-hari kami. Dan kapanpun aku bisa mengentot Dina dengan mudah, sedangkan Dina mulai terbiasa dengan kehadiranku sekaligus batang kemaluanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar